10 Mitos Seputar Pernikahan

Bagi sebagian orang, pernikahan merupakan hal yang menakutkan. Ketakutan acapkali bersumber dari mitos-mitos ‘mengerikan’ seputar kehidupan berkeluarga. Jadi, agar Anda tidak terjebak dalam mitos-mitos seputar pernikahan, berikut ini Tips-nya:
1. Mitos : Masuk Perkawinan Berarti Tenggelam Dalam 1001 Masalah. Fakta : Jangan terlalu hanyut dalam cerita sinetron. Menikah atau tidak, Anda akan tetap berhadapan dengan masalah (pekerjaan, keuangan, keluarga dan lainya) kan? Adanya pasangan yang bisa diajak kerja sama, justru dapat meringankan beban. Bahkan perkawinan memberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan diri dan potensi.
2. Mitos : Untuk Menikah, Lelaki dan Perempuan Harus Memiliki Pemikiran dan Kebiasaan Hidup Yang Sama. Fakta : Secara fisik, lelaki dan perempuan disiptakan sebagai makhluk yang berbeda. Apalagi secara psikologis. Justru dengan pernikahan bisa menyatukan 2 perbedaan untuk satu tujuan.
Perbedaan lah yang akan membuat Anda dan dia saling belajar memahami, bekerjasam, menghormati dan mendukung.
3. Mitos : Menikah Berarti Memiliki Teman Kencan Seumur Hidup. Fakta : Benar. Tapi ini bukan satu-satunya alasan Anda untuk menikah. Paling tidak, kini Anda tahu dengan siapa akan menghabiskan akhir pekanatau liburan Anda. Suami tak hanya siap menjadi teman di setiap saat, tapi juga akan siap sebagai sahabat dalam suka dan duka.
4. Mitos : Perkawinan Selalu Menuntut Romantisme. Fakta : Get Real! Hidup dalam dunia nyata. Bukan dalam dongeng atau sinetron. Romantis bukan berarti Anda harus kemanapun berdua kan? Atau mesra setiap waktu sampai orang jengah melihatnya. Romantis bisa diwujudkan dengan cara sederhana, seperti berbagi cerita saat pulang kantor, berbagi spotong burger, membantu memasak atau membantu si dia memilih kemeja kerja setiap pagi dan masih banyak lagi.
5. Mitos : Perkawinan Yang Bahagia Tidak Ada Konflik. Fakta : Memang konflik yangtak kunjung selesai akan mengikis kebahagiaan. Namun, yang sangat bahagia pun tidak akan lepas dari konflik. Tiap orang punya ketakutan dan impian yang berbeda. Dan mereka punya cara sendiri dalam menyelesaikan konflik. Yang tidak bahagia, akan saling menyalahkan dan saling menyakiti. Sedangkan yang berbahagia, berusaha saling mengerti dan membantu jalan keluar terbaik, tanpa saling menyakiti.
6. Mitos : Perkawinan Ibarat Menuruni Bukit. Fakta : Memang sejak mencapai puncak kebahagiaan saat bulan madu, kebahagian akan terus mundur,mungkin samapi usia tua. Ada perkawinan yang begitu ‘mundur’, pantang maju lagi. Biasanya perkawinan seperti ini tidak betahan lama. Namun, ada penelitian yang menunjukan bahwa kebahagiaan perkawinan menjadi semakin besar dengan bertambahnya usia. Jadi tergantung Anda berdua juga. Akan membiarkan
7. Mitos : Menikah = Menjadi Dewasa. Fakta : Benar. Sebuah nasihat laam mengatakan, ‘seorang bisa dikatakan dewasa jika ia berai mengambil keputusan untuk menikah’. Menikah memang tidak bisa langsung menjadikan Anda lebi dewasa. Namun, rasa tanggung jawab yang ada di pundaklah yang akan mengajarkan Anda menjadi dewasa. Menikah memang bukan keputusan yang mudah karena perkawinan yang sukses membutuhkan kerja keras antara kedua belah pihak secara terus menerus. Tapi jangan khawatir! Usaha tersebut tak sekeras seperti yang Anda bayangkan. Jadi, menikahlah!
8. Mitos : Dalil Pekawinan Adalah 50:50. Fakta : Abselutely Not! Dalam sebuah pernikahan kadang salah satu pasangan perlu mengalah, 40-60% lah. Hubungan yang bahagia justru terjadi pada pasangan yang bersedia memberikan labih dari 50%. Pasalnya, keadaan orang tidak selalu sama. Adakalanya menderita sakit, mendapat tugas ekstra berat, terkena PHK, sehingga keadaanyalebih ‘rentan’ dan memerlukan bantuan pasangannya.
9. Mitos : Perempuan Bercerai Akan Rentan Sakit. Fakta : Linda Waite, dalam bukunya The Case for Merriage: Why Marriage People Are Heppier, Healthier dan Better Of Financially, mengungkapkan bahwa perempuan yang bercerai dan menjadi janda selain akan mengalami kemunduran kondisi ekonomi, sencerung mengalami kemunduran kesehatan. Ini dibuktikan melalui sebuah studi yang dilakukan pada peneliti dari Iowa University bahwa perempuan lebih rentan terhadap penyakit ketika harus menghadapi perceraian. Dampaknya baru akan terasa sepuluh tahun setelah perceraian, terutama pada perempuan yang tetap bertahan hidup sendiri dan memutuskan untuk menikah lagi.
10. Mitos : Perempuan Berperan Ganda Akan Mudah Stres. Fakta : Hasil penelitian Univerity College, London,Inggris, menyimpulkan bahwa perempuan yang menjalani peran ganda, berkarir dan jadi ibu rumah tangga akan memiliki tubuh sehat hingga tua. Penelitian yang dimuat dalam Epidemiology dan Community Health Journal edisi Mei 2006 lalu, melibatkan 2000 perempuan Inggris usia 26-54 tahun. Hasilnya, perempuan yag memiliki satu peran saja dalam hidupnya, misalnya hanya sebagai ibu rumah tangga atau hanya sebagai perempuan bekerja yang tetap melajang terbukti mengalami penurunan kondisi kesehtan yang cukup nyata setelah usia paruh baya. Sedangkan perempuan yang memiliki peran ganda, atau perempuan bekerja terbukti memiliki kesehatan yang jauh lebih baik.
sumber: http://tipsanda.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar